KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang dalam saya sampaikan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kemurahan-Nya paper ini dapat saya selesaikan tepat waktu dan sesuai dengan diharapkan.
Paper ini dibuat untuk membahas mengenai etika yang berlaku di masyarakat. Namun saya akan memperdalam mengenai etika perancang desain grafis. Paper ini berisi segala bentuk informasi dan pemahaman mengenai etika seorang desainer grafis dan mengapa hal tersebut penting dan dibutuhkan. Paper ini juga dibuat sebagai salah satu syarat yang mengacu pada ujian akhir semester nantinya.
Dalam proses pencarian data tentunya saya mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya saya sampaikan kepada:
1. Bpk. Santo Tjhin selaku dosen pembimbing yang memberi masukan, arahan dan bimbingan.
2. Narasumber yang telah membagikan informasinya kepada kami.
3. Pihak pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Demikianlah paper ini saya susun. Saya menyadari bahwa dalam pembuatannya, paper ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi saya untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Jakarta 4 Oktober 2015
Penulis
PENDAHULUAN
Grafis merupakan dunia yang dinamis mengikuti ruang dan waktu. Desain sendiri sangatlah berpengaruh dan dipengaruhi oleh perubahan-perubahan. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari manusia sudah berinteraksi dengan dunia desain sejak mereka ada dibumi ini, lahir, bermain dan tumbuh menjadi dewasa hingga sekarang. Jika mencoba meng-flashback masa kecil, mayoritas yang akan diingat adalah hal visual. Misalnya cover buku tulis waktu duduk di sekolah dasar, merk sepatu, desain bungkus jajanan yang dulu sering dibeli, film kartun yang sering ditonton sewaktu hari minggu, dan masih lagi. Ketika melihat bentuk visual itu, maka akan secara tidak langsung membuka memori-memori tersebut dan seakan terbawa ke masa lampau dimana hal-hal dulu kembali teringat dan terasa. Begitu kuatnya dunia desain sampai-sampai pikiran manusia bisa terbawa jauh tanpa batas.
Melihat fenomena dunia desain yang cepat dan dinamis, seorang desainer harus bisa mengikuti perkembangan tersebut. Tidak boleh ada rasa puas dengan apa yang dimiliki sekarang. Seorang desainer harus terus menggali konsep visual, gaya, dan metode baru dalam mengembangkan desain. Ketika hal tersebut bisa dilakukan dengan penuh kreatifitas dan inovasi secara berkelanjutan maka tanpa disadari hal tersebut akan menjadi sebuah trend. Desain merupakan awal mula dimana berkembangnya sebuah trend di tengah-tengah masyarakat. Desainer mendesain bukan semata-mata hanya untuk keperluan atau kepentingan tertentu, tapi karena mereka memiliki sebuah tujuan. Desain bisa mempengaruhi dan merubah hidup menjadi lebih baik, teratur, dan seimbang.
Etika sebuah profesi sangatlah penting. Kegiatan bisnis haruslah memiliki etika, guru memiliki etika, pembawa berita memiliki etika, seorang manager memiliki etika. Namun apakah etika perlu dan penting untuk seseorang yang pekerjaannya hanyalah merancang dan mendesain grafis atau visual? Disinilah alasan mengapa saya memilih etika seorang perancang desain grafis untuk dibahas.
MENGENAL DESAIN GRAFIS
Desain Grafis itu berasal dari dua kata yaitu Desain dan Grafis. Kata desain berarti proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak atau merancang. Sedangkan grafis adalah titik atau garis yang berhubungan dengan cetak mencetak.
Jadi dengan demikian Desain grafis ialah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam desain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan.
Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis desain lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metode merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain).
Dalam bidang kompetensi Desain Grafis, hal yang harus dikuasai sebelum bekerja adalah:
1. Sikap (Attitude)
Bekerja sebagai penunjang di bidang komunikasi membutuhkan manusia yang sadar akan tugasnya sebagai pengantar pesan/informasi. Pada tingkat awal, telah disadarkan akan pentingnya aspek informatif. Pada jenjang yang lebih tinggi dibutuhkan wawasan mengenai teori komunikasi untuk melakukan tugas yang lebih rumit dalam mengolah sebuah visual. Hal tersebut menyangkut pertimbangan tentang:
- Pesan/message (apa maksud informasi)
- Khalayak/audience (siapa masyarakat/target yang dituju)
- Sasaran/objective (apa yang diharapkan setelah mendapat informasi).
Kerumitan ketiga aspek ini akan berkembang sejalan dengan makin kompleksnya masalah komunikasi yang dihadapi.
2. Pengetahuan, Ketrampilan, dan Kepekaan (Skill, Knowledge, and Sensibility)
Dalam bidang desain grafis beberapa pengetahuan dasar umum dan keterampilan khusus perlu diperoleh sebelum terjun ke lapangan kerja. Berikut pengetahuan yang wajib dimiliki oleh seorang desainer grafis:
- Pengetahuan, keterampilan dan kepekaan oleh unsur rupa/desain (garis, bidang, bentuk, tekstur, kontras, ruang, irama, warna, dan lain-lain) serta prinsip desain (harmoni, keseimbangan, irama, kontras, kedalaman, dan lain-lain).
- Pengetahuan warna (lingkaran warna, intensitas, analog, saturasi, kromatik, dan lain-lain) dan kepekaan warna baik aditif (cahaya langsung) maupun subtraktif (pantulan/pigmen), pengetahuan warna monitor (RGB) dan warna untuk percetakan (CMYK, Spot Colour).
- Memiliki pengetahun dan keterampilan dalam oleh huruf/tipografi: family font, ukuran huruf, bobot huruf, istilah dalam tipografi, keterampilan mengolah huruf secara manual (dengan tangan) maupun secara digital.
- Memiliki ketrampilan menggambar dan kepekaan pada unsur gambar (garis, bidang, warna, dan seterusnya).
- Memiliki pengetahuan dasar fotografi.
3. Kreatifitas (Creativity)
Kemampuan kreatif merupakan kompetensi kunci dalam profesi ini. Bidang desain grafis menuntut hasil yang bukan hanya benar dan sesuai misi komunikasi, tetapi juga karya yang menampilkan keunikan dan kesegaran gagasan. Hal ini jadi penting karena pada dasarnya manusia selalu menuntut hal baru untuk menghindari kebosanan, dalam era banjir informasi seperti yang kita alami saat ini (tiap orang menerima sedikitnya tujuh ribu informasi per hari) pesan yang tak unik/menarik akan hilang ditelan kegaduhan komunikasi. Dalam lingkup demikian kreativitas seorang ahli bidang ini akan dihargai.
ETIKA DESAINER GRAFIS
Berkaitan dengan waktu, desain grafis sangat dipengaruhi oleh dunia bisnis, teknologi, teori/konsep baru, media baru dan gaya hidup dengan segala perkembangan dan tuntutannya. Lingkup dunia desain grafis semakin luas dan kompleks dalam kurun waktu 15 tahun belakangan ini, terutama sejak adanya krisis global 2008. Untuk itu, untuk mencapai optimasi hasil desain grafis yang berkualitas, dibutuhkan strategi dan taktik baru. Etika desain merupakan salah satu konsep untuk pencapaian hasil yang berkualitas tersebut.
Kode etik merupakan pernyataan formal dari nilai-nilai etis dan sosial dalam sebuah organisasi (komersial). Kode etik biasanya berisi prinsip umum mengenai keyakinan organisasi pada hal-hal seperti: kualitas, kepegawaian, lingkungan, dll. Selain itu juga mencakup masalah prosedur yang akan digunakan dalam situasi tertentu, misalnya: konflik kepentingan, dll. Efektivitas kode etik biasanya bergantung pada dukungan manajemen dengan pemberian sanksi maupun penghargaan.
Desain adalah suatu karya cipta atau perancangan manusia yang melakukan usaha pemecahan masalah untuk menghasilkan karya dalam memenuhi keperluan, kebutuhan dan keinginan sekelompok masyarakat.
Etika desain yang dibahas disini terbatas pada Desain Komunikasi Visual atau Desain Grafis, suatu pendekatan dan pertimbangan kreatif yang esensial dan ideal dalam mencapai optimasi desain yang integral.
Seorang desainer haruslah memiliki respect diri. Seorang desainer tidak boleh menganggap pekerjaan diri sendiri (desainer) lebih rendah dari pekerjaan lain dikarenakan desain itu diperlukan dalam berbagai jenis pekerjaan dan dalam kehidupan sehari-hari.
KONSEP ETIKA DESAINER GRAFIS
1. Benar
Tidak melakukan plagiat dan mentaati undang-undang hak cipta.
2. Baik
Berdasarkan teori Aksiologi yang menyatakan bahwa pertimbangan desain yang baik adalah keserasian dan keindahan. Segalanya berkaitan dengan estetis dan terlihat baik. Konsep ini bersifat lebih subyektif dalam memenuhi fungsi DKV atau desain grafis (informatif) dikarenakan penekanannya tetap pada hasil atau tujuan akhir. Apakah hasil akhirnya baik atau tujuan diinginkan tercapai? Desain grafis cenderung melibatkan konsep komunikasi pemasaran.
3. Dapat diterima/komunikatif
Bahwa hasil karya dapat diterima target sasaran sesuai dengan aspek geografis, demografis dan khususnya psikografis sasaran, seperti kelas sosial, gaya hidup, kebiasaan, personalitas, sikap, motivasi. Semua erat dengan kebudayaan dan norma. Termasuk penggunaan pendekatan komunikasi: emosional, rasional dan moral.
4. Mampu mendukung peningkatan nilai-nilai (values)
Hubungan manusia dengan manusia.
Kemudahan (sign dan segala media informasi lainnya)
Kenyamanan (kampanye, kemasan)
Keamanan (sign, kampanye)
Kesejahteraan (kampanye)
Keindahan (majalah, buku, poster)
Mendukung promosi (periklanan)
Kesenangan/hiburan (berbagai media)
Hubungan manusia dengan lingkungan.
Keseimbangan eco-system/environment melalui kampanye dan program desain grafis
Hubungan manusia dengan pencipta.
Nilai religi (berbagai media)
5. Nilai tambah (value-added)
Sebagai tuntutan abad ke-21, beredar pernyataan bahwa “Good Design not Enough“. Desain yang baik perlu nilai tambah. Desainer harus dapat menghasilkan suatu desain yang paling baru diantara desain yang terbaru dan yang paling baik diantara desain yang baik.
ILMU YANG PERLU DIPELAJARI
Desain Grafis merupakan bidang ilmu yang meliputi banyak aspek mulai dari seni, komunikasi, teknologi hingga sosial budaya. Dalam aspek seni rupa, kita harus mempelajari dasar-dasar seni rupa seperti komposisi, warna, layout, tipografi dan ilustrasi serta aplikasinya dengan teknologi seperti teknik reproduksi grafika, fotografi dan komputer. Karena desain grafis adalah seni rupa terapan, maka ketika terjun dalam dunia bisnis sebaiknya seorang desainer grafis juga mempelajari ilmu komunikasi, manajemen dan marketing
Dalam berbagai permasalahan memerlukan solusi kreatif dan hal ini dapat menghasilkan karya yang kreatif. Dalam prosesnya, seorang desainer grafis memerlukan waktu, ruang, keahlian, atau sumber daya lainnya untk menghasilkan suatu hasil. Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya.
KESIMPULAN
Kode etik merupakan pernyataan formal dari nilai-nilai etis dan sosial dalam sebuah organisasi (komersial). Kode etik biasanya berisi prinsip umum mengenai keyakinan organisasi pada hal-hal seperti: kualitas, kepegawaian, lingkungan, dll. Selain itu juga mencakup masalah prosedur yang akan digunakan dalam situasi tertentu, misalnya: konflik kepentingan, dll. Efektivitas kode etik biasanya bergantung pada dukungan manajemen dengan pemberian sanksi maupun penghargaan.
Bagi desainer grafis, kode etik bertujuan mencapai 'fair play' yang artinya bahwa semua yang berhubungan dengan industri maupun profesi tersebut, seperti: klien, desainer, serta pihak-pihak lainnya memiliki hubungan yang seimbang dalam hak dan kewajiban sesuai dengan aturan yang disepakati/ berlaku. Kode etik disusun guna mencegah terjadinya praktek bisnis curang/ tidak adil serta kerugian-kerugian yang akan diakibatkannya.
Selain itu, kode etik disusun guna memperjelas hal-hal penting dalam hubungan kerja antara klien, desainer maupun pihak ketiga lainnya, sehingga harapan masing-masing pihak, serta standar profesional dalam industri/ profesi ini dapat tercapai. Kode etik juga diharapkan dapat membantu memperjelas pengetahuan klien mengenai apa, mengapa, bagaimana desain grafis itu.
DAFTAR PUSTAKA
A Business Guide to Visual Communication oleh Katy French
Communication Design “Principles, Methods, and Practice” oleh Jorge Frascara
Etika & Profesi Desainer Grafis oleh Kyuuki Oeuvre
Etika Profesi Desainer oleh Nur Apit Solehman






0 comments:
Post a Comment